Meraih Mimpi" Cerpen Karya Adinda Desty 23/06/2021 Tursi Alki Literasi, Berita, Karya Siswa. yang bercerita tentang petualangan, persahabatan, nilai-nilai heroik dan perjuangan. Aku belum menemukan judul yang tepat untuk buku ini, tapi aku yakin jika suatu hari nanti, ketenaranan buku ini akan memawa harum namaku juga.
Cerpen Karangan NiLuh Rika DiantariKategori Cerpen Fantasi Fiksi Lolos moderasi pada 20 March 2015 Aku Hellen Scott, hari-hariku setiap hari sangat kelabu sejak orangtuaku bercerai, setiap hari hanya memikirkan keterpurukanku, di sekolah hanya ada 2 sahabatku, Bryan Cabrol dan Leoni Maria, hanya mereka yang selalu menemaniku, aku punya 3 mimpi, yang pertama orangtuaku kembali bersatu, yang kedua menjadi Seorang Dosen English ternama, dan yang ketiga bisa Memiliki Bryan. “Lagi memikirkan apa itu?” kata seseorang mengagetkanku dan ternyata adalah Leoni, “Haduuh, mengagetkan saja” jawabku “Hehe, maaf-maaf” Tiba-tiba guru bahasa datang ke kelas dan kami mulai belajar dengan fokus. Okey pelajaran hari ini sudah berakhir, waktunya pulang. Di rumah aku bekerja sebagai penjaga toko, aku bekerja paruh waktu dari jam sore sepulang sekolah hingga malam jam agar bisa terus hidup dan bersekolah, karena orangtuaku menterlantarkanku begitu saja, dan aku bangun pada pukul pagi setiap hari agar bisa belajar, tak apalah waktu tidurku berkurang untuk MERAIH MIMPIku. Keesokan paginya di sekolah ibu guru memanggilku ke ruangan kepala sekolah, ada apa ya ini?, padahal aku sudah melunasi semua pembayaran, tetapi mengapa aku dipanggil?, sesampainya di ruangan kepala sekolah aku dipersilahkan duduk dan ia berkata “Hellen, kami tim sekolah sudah menyeleksi 250 siswa yang ada dan hanya kamu yang berhak mendapatkan beasiswa untuk pergi belajar ke Amerika Serikat dengan jurusan Sastra Inggris, kami juga melihat dari sisi kerajinan, keuletan dan ketekunanmu selama ini, apakah kamu menyetujuinya? Dan kami memberimu waktu berfikir 2 hari dari sekarang, dan sekarang kamu saya persilahkan kembali ke kelas” kata kepala sekolah “baik, bu, saya permisi” jawabku “iya” kata kepala sekolah. Aku menceritakan semuanya kepada kedua sahabatku, dan mereka berkata “Iya, sebaiknya kamu belajar disana dan agar kamu dapat MERAIH MIMPImu yang terbesar” kata mereka, dan aku menyetujuinya. Keesokan harinya aku menemui kepala sekolah, “permisi bu” kataku dan ia mempersilahkanku duduk “Bagaimana keputusanmu Hellen?” tanya kepala sekolah “Iya, bu, saya sudah memikirkannya matang-matang dan saya menyetujui beasiswa tersebut” jawabku “oke, baik Hellen, kamu akan berangkat sore ini” jawab kepala sekolah senang. Sorenya aku ke Bandara ditemani sahabatku dan ibu kepala sekolah, perpisahan ini begitu menyedihkan tetapi juga menyenangkan. 3 Tahun berlalu, kini aku sudah memiliki gelar, aku sekolah selama 3 tahun karena selalu mendapat percepatan kelas, kini aku aku akan MERAIH kedua MIMPIku yang selanjutnya, aku mengunjungi rumah Leoni dan ternyata ia sudah menikah, aku mengenang banyak masa lalu dengannya, tidak lupa juga ke sekolah dan mengucapkan banyak terimakasih dengan guru-guru yang ada, terutama kepala sekolah. 10 hari aku mencari pekerjaan dan aku mendapatkannya, aku bekerja di Elizabeth International dan menjadi dosen disana, aku berjalan melihat-lihat suasana disana, dan tanpa sengaja aku menabrak seseorang dan ternyata “Bryan?”, “Hellen?, apa kabar kamu?” tanyanya dan aku menjawab “baik saja, kamu?”, ia lalu mengajakku makan bersama di kantin. 2 tahun aku berpacaran dengannya dan kini kami akan menikah, tamu-tamu sudah berdatangan, termasuk orangtuaku yang sudah bersatu kembali. Dan tak lama kemudian acara pun dimulai. Kini semua MIMPIku sudah terwujud, Terimakasih Tuhan engkau selalu menyertaiku dan bersamaku. -TAMAT- Cerpen Karangan NiLuh Rika Diantari Facebook Rika Diantari Hai teman, aku Rika, asal Denpasar, sekarang aku sekolah di SMP Dwijendra Denpasar, aku ingin berbagi cerpen buat kalian, enjoy aja ^_^ Cerpen Meraih Mimpi merupakan cerita pendek karangan NiLuh Rika Diantari, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Makhluk Dasar Laut Oleh Shofa Nur Annisa Deas Apa yang kalian pikir saat mengingat laut? Airnya? Pemandangan? Seram?. Semua orang yang pasti berbeda-beda begitu juga dengan pikiran mereka tentang laut seperti ada menurut orang laut itu indah Alien dan Pribumi Oleh Riska Nuraeni Hujan saat itu adalah Hujan di awal bulan Agustus, tidak mengenal pagi, sore atau malam hari, hujan memang tak bisa diajak bernegoisasi untuk berhenti. Banyak orang yang gembira saat Gerdika Adiyaksa Oleh Salma Sakhira Zahra Di sebuah desa, hiduplah seorang ibu dan anak laki-lakinya. Nama anak laki-laki itu Gerdika Adiyaksa. Mereka hidup sebagai keluarga sederhana di desa tersebut. “Gerdika, ayo antar ibu ke pasar!” This is Story About Their Zayn Malik Part 1 Oleh Asmeralda Austin Asmeralda sibuk menatap poster besar seorang pria tampan didepannya sambil memegang erat kertas ditangannya. Yang ia pajang dikamarnya, tepat di depan ranjangnya. Pria itu memakai tuxedo dan rambut hitamnya Sahabatku Vampir yang Terbaik dan Keren Oleh Dianita Rohima Nst Aku sangat menyayangimu sahabatku vampir yang baik dan keren… Reno Syahputra Namaku adalah Stella Cantika ini cerita pengalamanku tentang aku dan reno dalam persahabatan kami berdua. Ini pertama kalinya “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Taksedikit orang yang harus melewati perjuangan hebat untuk menggapai impian mereka. Memang, mengejar mimpi perlu niat, strategi dan usaha. Hari ini hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru. Cerpen keren tentang mimpi by wildan miftakhul yulfian. Di sebuah desa yang bernama lappa, tepatnya di kabupaten sinjai utara, sulawesi selatan .
Cerpen Karangan Oki AnggaraKategori Cerpen Inspiratif, Cerpen Pendidikan, Cerpen Pengalaman Pribadi Lolos moderasi pada 20 March 2015 Perjuanganku dimulai sejak masuknya XII. Kenapa? Semenjak masuk SMA, tidak mempunyai pikiran sama sekali untuk kuliah. Sangat buta akan dunia perkuliahan. Bahkan, jurusan-jurusan yang ada di Universitas pun aku tak tahu. Tadinya aku ingin melanjutkan pendidikan ke SMK, tapi karena orangtuaku masih belum mengizinkan ku bersekolah jauh-jauh, akhirnya orangtuaku memilihkan untuk melanjutkan ke SMA. Aku ini anak semata wayang. Dari SD, SMP, hingga SMA, aku bersekolah di Kecamatan yang sama. Bukan hanya itu, lulusan sekolah aku hampir 70 persen melanjutkan kerja. Dan mungkin 30 persen yang melanjutkan kuliah. Sempat terpikir olehku untuk melanjutkan kerja saja dahulu. Aku berasal dari keluarga sederhana, dari mana orangtuaku membiayaiku untuk melanjutkan kuliah?, sungguh, itu pemikiran klasik. Pikiranku masih pendek sekali waktu itu. Tapi, niat dan pikiran itu terbantahkan oleh guru geografi. Di sela waktu belajar, saat itu masih kelas XI. dia pernah berkata “Kalian itu harus melanjutkan kuliah. Jangan tidak melanjutkan kuliah. Kalian jangan memikirkan masalah biaya terlebih dahulu, sekarang itu ada beasiswa yang namanya BidikMisi. Kalo kamu tidak mampu mempunyai biaya kuliah, kamu akan mendapatkan beasiswa asalkan kamu masuk Universitas tersebut. Tak hanya itu, kamu akan mendapatkan uang saku perbulannya” Kata-kata pengantar nan sederhana itu, yang terus mengingatkanku agar aku harus tetap kuliah. Aku termasuk siswa yang aktif di sekolah kak jadi aku tak pernah berhenti untuk terus mencari informasi. Itu bekalku yang pertama yang menghantarkanku untuk meraih mimpiku. Yang kedua, aku ini senag bermain Sosial Media juga. Banyak infomasi seputar kuliah yang aku dapat dari Sosial Media salah satunya dari info_SNMPTN dan infomasukPTN. Saat itu kakak kelas retweet tentang SNMPTN. Rasa penasaran muncul, dan akhirnya bekepo ria. Alhasil, aku tahu kalo SNMPTN ialah salah satu jalur seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri. Berbagai informasi telahku dapat. Dari kedua bekal tersebut, hati pun mulai bulat. Kalau aku harus melanjutkan kuliah!! Tak terasa, waktu terus berjalan dan mengantarkanku memasuki pintu gerbang kelas XII. Orang bilang, pintu awal sebuah karier. Aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk memperbaiki nilai raport, di semester ini nilai raport harus maksimal, dan berharap agar bisa lolos SNMPTN Jalur Undangan. Tersadar, bahwa nilai raport semester satu dan dua tidaklah bagus bahkan bisa dikatakan biasa aja. Walaupun ada sedikit rasa percaya diri karena di semester tiga dan empat menempati ranking 2 dan 1 di kelas, tapi hal itu tidak menjamin bisa lolosnya SNMPTN. Apalagi penilaian SNMPTN dilihat melalu berbagai aspek serta indeks sekolah. Di awal semester 5 ini, aku mengikuti pelajaran dengan baik dan terus bersungguh-sungguh. Persiapan Ujian Nasional dan SBMPTN Jalur Tes Tulis ku tata agar se-seimbang mungkin. Saat itu, banyak teman-teman yang sudah mulai mnegikuti bimbingan belajar di luar sekolah untuk persiapan Ujian Nasional, karena di sekolah biasanya mengadakan bimbel persiapan Ujian Nasional di awal bulan November. Sempat minder karena banyak temen-temen yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah, aku ingin seperti mereka agar persiapanku lebih matang menghadapi Ujian Nasional. Mencoba meminta brosur ke salah satu tempat bimbingan belajar, dan memberanikan diri untuk berkata kepada ibu, “mah, mau ikut bimbingan belajar persiapan Ujian Nasional di luar sekolah”. Tapi… Apalah daya, ibuku tidak mengizinkan untuk mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Memang, rincian biayanya cukup besar bagi kelurga kami. Dan akhirnya, keinginan itu hanya menjadi angan semata. Berbagai rencana dan strategi ku tata sedemikian rapih untuk menghadapi Ujian Nasional dan SBMPTN. Aku membuat target, kalau bulan agustus ini, aku harus mempunyai buku latihan dan soal-soal SBMPTN. Aku selalu menyisihkan uang jajan sekolah untuk membeli buku itu. Tidak mau mererepotkan orangtua. Tapi, Uang yang ku kumpulkan tak pernah mencukupi untuk membeli buku itu, karena banyaknya tugas-tugas dari sekolah sehingga uang yang terkumpul dengan terpaksa aku gunakan. Aku tak pernah meminta uang kepada ibuku untuk mengerjakan tugas, kalaupun harus meminta itu jarang-jarang karena uang simpananku tak mencukupi. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Bulan oktober pun tiba. Alhamdulillah. Aku mendapat infomarsi, kalau FISIP UI mengadakan acara Try Out SBMTPN seJabodetabek dan Bandung. Kucoba untuk mengajak teman-temanku, tapi sayang. Respon mereka tak selalu bagus, ada yang bilang “yaelah ki, masih lama. Fokus UN aja dulu! Lebay lu ah” jleb deh. Ada yang mengabaikan perkataanku karena mereka memang tidak minat untuk melanjutkan kuliah. Tapi, aku respon dengan baik. Aku bilang kalau persiapan kita lebih lama pasti kan lebih matang. Persiapan menjelang Try Out terus dilakukan, terus berlatih dengan buku yang baru ku beli itu. Aku latihan setiap pulang sekolah, dan sebelum tidur. Dan tetap menyisihkan uang untuk bisa mengikuti Try Out tersebut tanpa menambah beban orangtua. Enggan rasanya untuk menadahkan tangan, ketika aku sedang berjuang untuk membahagiakan mereka. Waktu Try Out pun tiba, antara senang dan deg-degan bisa mengikuti Try Out tersebut. Banyak pengalaman yang didapat, semakin tahu bagaimana ketatnya persaingan SBMPTN nanti. Dan hasilnya? aku selalu bersyukur atas segala apa yang ku dapat. Berada di urutan ke 333 dari 1500 lebih peserta seJabodetabek dan Bandung. Temanku yang mengikuti Try Out juga ternyata hebat-hebat! Si K diperingkat ke 249. Si D peringkat ke 429, tetapi si A ada diperingkat 1300. Tapi hasil itu bukanlah suatu acuan, itu hanya seJabodetabek dan Bandung, bukan seNasional! Dan… Bulan desember tiba. Alhamdulillah, aku mendapat buku gratis latihan soal-soal SBMPTN dari kak Riris. Dia seorang mahasiswa di salah satu PTN di Jawa Barat, dia seorang motivator terutama untuk kelas XII. Selalu memberikan nasihat, bimbingan, dan pengalaman dia seputar SBMPTN. Banyak sekali ilmu yang didapat darinya. Sebelumnya, dia mengadakan kuis yang berhadiah buku latihan soal-soal SBMPTN. Dan aku berhasil memenangkan kuis tersebut dengan seorang perempuan asal Jember. Aku semakin percaya diri untuk menembus pintu gerbang PTN itu. Di bulan ini juga, Alhamdulillah. Aku berhasil melukiskan senyuman terindah pada ibuku. Saat itu, hari ibu bertepatan dengan pembagian raport semester ganjil. Semua orangtua diundang ke sekolah, sebelum pembagian raport ada pengarahan dari Kepala Sekolah, semua orangtua dikumpulkan dalam satu tempat, dan dipenghujung acara tersebut, diumumkan siswa-siswi terbaik kelas dan jurusan. Alhamdulillaah, Puji syukur. Aku mendapat predikat siswa tebaik di kelas, dan terbaik di XII IPS. Sungguh, tak menyangka akan hal ini. Senang rasanya, dipanggil untuk naik ke atas panggung dan mengambil piagam penghargaan bersama ibu tersayang. Di hari ibu, aku bisa memberikan hadiah yang terbaik untuk ibuku. Dan saat itulah aku merasakan bahwa “Kerja Keras itu Tak Akan Mengkhianati” Sesampainya sampai di rumah ibu berbicara padaku “pertahankan terus prestasimu nak! Ibu bangga kepadamu. Semangat terus untuk menggapai cita-cita mu. Kamu tak usah memikirkan biaya, ibu dan bapak akan berusaha terus mencari uang” Aku diam tertegun, dan sedih. Aku harus bisa menggapai mimpi-mimpiku. Aku harus bisa terus membuat orangtuaku bangga. Aku harus membuat mereka bahagia, sekarang dan sampai mereka tua nanti. Tahun 2013 pun datang. Jeng jeng! *drum roll* Persiapan dan persiapan terus dilakukan. Latihan soal, mengikuti Try Out di luar, doa dan ibadah terus dilakukan. Di awal tahun ini, aku terus memotivasi diriku sendiri. Ku tulis semua mimpi-mimpiku di secarik kertas kecil lalu ku tempelkan di papan mimpi di kamar, agar di setiap bangun tidur, aku terus bersemangat untuk meraih mimpi-mimpi tersebut. Berbagai quote yang ku dapat, aku salin lalu temple di papan mimpi. Di awal tahun, antara bulan januari – februari. Aku masih seimbangkan amunisi untuk Ujian Nasional dan SBMPTN. Namun, memasuki bulan maret – april aku hanya fokus kepada persiapan Ujian Nasional. Kenapa? Karena saat itu aku mendapatkan informasi dari Kemdikbud kalau nilai Ujian Nasional menjadi tiket untuk masuk PTN Jalur SNMPTN. Bagaimana ini? Akhirnya ku putuskan untuk fokus Ujian Nasional. Ujian Nasional tiba. Inilah perjuangan awalku untuk menggapai mimpi-mimpiku. Aku siap menghadapi Ujian Nasional, meskipun rasa deg-degan terus menyelimuti. Banya godaan di Ujian Nasional sendiri, kunci misalnya. Tapi aku tak pernah tergiur. 20 paket soal. Ngapain? Mending fokus. Kalo Ujian Nasional ciut, bagaimana SBMPTN? Aku tetap berpegang teguh pada pendirian. Sia-sisalah perjuanganku salma ini kalau harus dinodai dengan sebuah kunci. “UN itu bagaikan Cacing, dan SBMPTN itu bagaikan Ular” Ujian Nasional berlalu, langsung move on. Aku langsung sigap berpaling kepada SBMPTN, karena sudah lama dia ku tinggalkan. Nah, disini. Setelah Ujian Nasional, kegalauan itu muncul lagi. Lagi, brosur-brosur bimbingan belajar persiapan SBM itu bertebaran dimana-mana. Banyak juga teman-temanku yang ikut bimbingan belajar. Aku iri, Aku juga ingin mengikuti bimbingan belajar seperti mereka. Aku coba memberanikan diri kembali untuk berbicara kepada ibu ku. Dan, seperti biasanya, orang tuaku tidak mengizinkan dengan alasannya seperti biasa. “sekarang kamu coba belajar sendiri aja dulu nak. “lahaulawalla”. Ibu sama bapak ada uang juga untuk persiapan kamu ke Bandung. Belum ongkos, dan biaya hidupkamu disana.” Sempat bingung. Dalam perkataan itu, ada makna. Bahwa ibu percaya, kalau Aku pasti akan ke Bandung. Dan menuntut ilmu disana. Orangtua suka memikirkan apa yang tak pernah terpikirkan oleh ankanya. Akhirnya, ku coba belajar sendiri. Dengan buku-buku soal yang ku punya. Sempat bosan, karena belajar sendiri itu tidaklah selalu menyenangkan. Apalagi disaat ada materi yang tak dimengerti. Perasaan ingin mengikuti bimbel persiapan SBM itu pun muncul lagi. Aku berputar pikiran, bagaimana caranya aku harus bisa mengikuti bimbingan belajar tanpa membebani orangtua. Terbesit dalam hati, ingin menjual Hand Phone kesayangan untuk dijual dan uangnya untuk tambahan biaya bimbingan belajar. Tapi aku tak berani mengambil langkah itu begitu saja. Aku meminta izin terlebih dahulu pada ibu. Karena bagaimanapun handpone itu pemberian dia. Sayang, ibu tak mengizinkan. Dia malah memarahiku. Mungkin ibu kesal kepadaku, karena aku terlalu “memaksa”. Niat itu aku urungkan. Aku terus belajar sendiri. Kenapa tidak meminta bantuan sama temanmu yang ngerti? Sudah ku coba, sebelumnya selalu meminta diajari dia. Bahkan sebelum masa-masa persiapan Ujian Nasional. Entah mungkin karena dia bosan. Setiap aku menghubungi dia, tak pernah dia merespon. Perjuangan ini tak boleh berhenti sampai disini. Aku terus belajar sendiri. Aku harus bisa memahami materi-materi ini tanpa penjelasan dari orang lain. Tapi hanya dari buku ini sendiri. Alhamdulillah, materi demi materi pun mulai aku pahami. Allah selalu memberi kemudahan bagi hambanya yang mau berusaha. Tapi, tak selalu materi ku pahami dengan baik. Matematika Dasar. Aku mengalami kesulitan di materi itu. Aku terus mancari cara. Aku coba untuk menghubungi guru matematika di sekolah, dan memintanya untuk mengajari ku. Awalnya, dia mengenakan tarif dan cukup besar harganya. Sambil becanda di sms, aku meminta diskon. Dan membujuknya sambil mambicarakan hal-hal ringan. Akhirnya dia mau mengajariku secara suka rela. Setiap tiga hari dalam seminggu aku mengunjungi rumahnya, dengan waktu yang tidak ditentukan. Kadang dua hari seminggu, atau satu hari seminggu. Ya, aku bimbel mengikuti rutinitas dia. Kalau dia sempat dia mengajariku, kalau dia sibuk bagaimana lagi, aku harus kembali belajar sendiri. Tak terasa pengumuman Ujian Nasional tiba, deg-degan dengan hasil yang akan kulihat. Tapi apapun itu, itulah perjuangan dan kemampuanku. Nilai Ujian Nasional ku kecil. Bingung, ini bagaimana? Tapi ya sudahlah. Semuanya sudah berlalu. Yang terpenting fokus pada cita-cita. Jelang beberapa setelah pengumuman Ujian Nasional. Pengumuman SNMPTN tiba. Rasa deg-degan itu muncul lagi. Aku berharap aku bisa lolos seleksi ini. Antara percaya diri dan tidak. Aku terus berdoa dan beribadah, aku mempunyai nazar. Aku harus khatam qur’an sebelum pengumuman. Di tiap seminggu menuju pengumuman, beberapa hari lagi menuju pengumuman aku selalu bicara pada ibuku. Aku selalu minta doa dia. Hari H pengumuman. Pengumuman itu dimajukan. Hari senin. Saat itu aku diam di rumah dan terus berdoa, taaapiii. Temanku tiba-tiba datang ke rumah. Ngapain? Ya. Mereka mengajak main. Kemarinnya mereka memang sudah telpon aku. Tapi aku menolak ajakan itu. Entah kenapa tiba-tiba meraka datang ke rumah. Mereka bersikukuh mengajakku main. Aku tolak terus, bahkan kami sempat berdebat di rumahku. Memang kami sudah lama tak bertemu, mereka mengajakku main bukan ke mall atau semacamnya. Mereka ngajakku ke tempat air terjun Mereka sudah berkuliah dan kerja, ada yang mau UTS esok harinya, dia bilang mau refreshing dulu katanya. Tapi tidak pas dengan kondisiku. Bingung, mereka sudah ke rumah. Kalau aku tolak mereka, pasti perasaan mereka sangatlah tak nyaman. Disaat pengumuman seperti ini, tidak mau membuat orang lain kesal kepadaku. Tapi aku tak mau bersenang-senang sebelum ada kepastian. Dengan berat hati, aku ikut dengan mereka. Di sepanjang jalan dan di tempat tujuan, aku merasa tak tenang, terus merengek dan meminta pulang lebih cepat. Akhirnya, kami pulang. Dan, hujan pun datang!. Kami basah kuyup. Sampai maghrib aku masih di perjalanan. Sampai di rumah. Aku masuk angin, dan saat itu sedang shaum. Disaat kondisi badan seperti ini, belum melihat hasil pengumuman. Aku terus bicara pada ibuku, kalau aku deg-degan, lalu ibu menyuruhku untuk mandi, sholat, lalu makan dulu sebelum melihat hasil pengumuman. Nazarku sudah terpenuhi. Alhamdulillah aku sudah khatam sebelum pengumuman. Setelah semuanya selesai. Aku duduk di ruang tengah, bersiap-siap untuk melihat pengumuman. Dan ingin segera membalas sms teman-teman yang menanyakan lolos atau tidak. Mulai membuka hasil pengumuman.. Bismillah.. Seketika tulisan kata “MAAF” dalam kotak merah itu muncul. Diam tepaku. “oki gagal bu”. Masih diam menatap layar itu. Tiba-tiba, ibuku merangkulku, dia menangis dan memelukku. “ya sudah, kamu harus sabar, ini yang tebaik untuk kamu. Ibu selalu melihat usaha-usaha mu, tapi kali ini bukan rezeki mu” dengan nada yang tesedu-sedu itu, ibu berbicara padaku sambil memelukku. Hanya bisa terdiam, seketika air mata ikut mengalir. Tak tahan melihat ibu sedih, tak tahan melihat ibu mengangis. “Yaelah, ngapain dibawa sedih. Udah gak usah nangis. Perjalanan masih panjang”. Celetuk bibi. Tak mau berlarut-larut terus dalam kesedihan. Harus terus berjuang untuk meraih cita-citaku, kembali fokus untuk mempersiapkan diri menghadapi SBMPTN. Karena gagal dalam SNMPTN bukanlah akhir dari segalanya!. Allah ingin melihat kerja kerasku yang lebih. Aku terus membuat perubahan. Waktu belajar ku tambah lagi dan lebih ekstra, serta doa dan ibadah harus dan perbanyakku lakukan. Dan… Pengumuman SBMPTN pun tiba. Jeng-jeng! *drum roll* Di pengumuman ini, aku tidak lagi melakukan apa yang pernah ku lakukan disaat menjelang pengumuman SNMPTN. Karena ku yakin, kalau ingin mendapatkan hasil yang beda. Kita harus melakukan hal yang berbeda. Aku tak selalu bicara pada ibuku lagi “bu, 1 minggu lagi pengumuman. Deg-gedan ni” “bu, 1 hari lagi pengumuman. Deg-gedan”. Tidak! Ku coba pendam rasa ini dalam hati, dan menenangkannya sendiri. Kalau terus bicara pada ibuku, pasti beban pikiran ibu bertambah. Aku ini kan niatnya ingin membuat dia bahagia. Lalu, mirip hampir mirip, lagi temanku mengajakku ke mall. Meminta antar untuk membeli jam katanya, tapi untuk yang ini ku tolak dengan biak-baik. Dan, beberapa jam menuju pengumuman. Ibu minta anter ke pasar, sore waktu itu. Aku mengantarkan ibuku terlebih dahulu, twitter sudah ramai kalau pengumuman sudah bisa di akses. Bunyi sms juga mulai datang satu-persatu menanyakan hasil penngumuman. Sempat ingin buka pengumuman di pasar, tapi. Ah! Kondisinya tak enak. Masa buka pengumaman di pasar Sesampainya di rumah, langsung bersiap-siap. Sudah berada di depan layar sendiri, ibu di kamar mandi sedang mencuci, bibi belum pulang kerja, sama bapak juga. Dengan rasa deg-degan, dan bismillah, ku buka web itu. Dan… Segala Puji Bagi “SELAMAT” itu muncul di kotak berwarna biru, bukan kotak berwarna merah lagi. Seketika itu aku langsung diam, tak percaya, aku langsung berteriak pada ibuku yang di kamar mandi “bu, aku lolos bu. Aku lolos” dan air mata itu, mengalir dengan sendirinya keluar. Aku langsung menghampiri ibu ke kamar mandi. Ibu kaget mungkin, melihatku menangis sambil berkata yang kurang jelas. Tapi akhirnya ibu mengerti kalau aku lolos SBMPTN. Pendidikan Sosiologi – Universitas Penididikan Indonesia. Aku langsung merangkul ibuku, dengan penuh air kebahagiaan. “iya Alhamdulillah, ibu seneng mendengarnya”. “iya bu, Alhamdulillah usahaku selama ini tidak sia-sia bu” “iya, kamu bangun setiap pagi, puasa, pasti kamu mempunyai maksud, Allah mendengarkan doamu nak” Peristiwa itu, takkan pernah terlupakan. Yang tadinya ibu merangkulku disaat ku gagal. Kini aku merangkul ibuku disaat aku berhasil. Cerpen Karangan Oki Anggara Blog Oki Anggara lahir di Bogor, Jawa Oktober 1995. Kegemarannya menulis cerita mulai tumbuh ketika mulai duduk di bangku kuliahnya. di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UPI, Bandung. Pendidikan formal tingkat menengah dan atasnya diselesaikan di SMP Negeri 2 Citeureup 2010 dan SMA Negeri 1 Citeureup 2013. Saat ini penulis masih menjalankan studinya di Jurusan Pendidikan Sosiologi, UPI, Bandung. Cerpen Perjuanganku Untuk Menggapai Mimpiku merupakan cerita pendek karangan Oki Anggara, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " SPK Depkes Makassar in Memorial Oleh Afif Natsir Gema suara adzan subuh seakan mengusik sang pemimpi yang tengah lelap dalam dekapan selimut di atas tilam yang tak pernah jenuh menahan beban yang tak pernah absen menemani tuan Makna Sebuah Piala Oleh Arizqa Shafa Salsabila “Dasar bocah b*ngsat!!” Teriak pria bertubuh besar itu. Matanya yang sangat tajam dan terkesan sangar mampu membuat bulu romaku merinding ketika sekilas ditatapnya. Tak bisa ku bayangkan seperti apa Kepercayaan Untuk Cinta Kita Oleh Jovian Caesar Kringgg… Kringgg… Kringgg… alarm hanphoneku berbunyi, ohhh no!! Sudah jam Aku harus bergegas menuju kampusku yang jaraknya cukup jauh itu, dari Tangerang menuju Jakarta Selatan, hari ini ada Disiplin Itu Penting Untuk Kehidupan Oleh Novita Indriyani Hai teman-teman, namaku Siska Wati aku anak kedua dari tiga bersaudara, umurku sekarang 21 tahun, kebiasaan burukku terjadi ketika aku masih duduk di kelas 3 SMA, umurku waktu itu Burung Beo Sang Kyai Oleh Miftahul Anam Kullu nafsin dzaiqotul maut. Siapa yang tidak mengenal Michel Jackson, artis ternama berkulit hitam itu. Dulu, sebelum masuk pesantren aku sangat mengidolakannya. Apalagi setelah operasi plastik, wajahnya menjadi semakin “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
ContohCerpen Perjuangan Meraih Cita Cita Goresan Artikel kali ini akan membahas contoh cerpen motivasi singkat meliputi dari, demi sebuah impian hidup, kisah tukang kayu, dan hidup untuk meraih kesuksesan.
Uploaded byRizki Febria Satriadi 100% found this document useful 3 votes2K views5 pagesOriginal TitleCERPEN MERAIH MIMPICopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 3 votes2K views5 pagesCerpen Meraih MimpiOriginal TitleCERPEN MERAIH MIMPIUploaded byRizki Febria Satriadi Full descriptionJump to Page You are on page 1of 5Search inside document You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
MeraihMimpi. Cerpen Karangan: Bara Redinata. Kategori: Cerpen Kisah Nyata, Cerpen Perjuangan, Cerpen Remaja. Lolos moderasi pada: 27 February 2021. Semua bermula ketika aku dinyatakan berhak mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) oleh sekolahku. Rasa bahagia sekaligus takut mulai menghantui diriku kala itu.
November 2, 2018 Inspiratif 2,067 Views Senin, awal tahun ajaran baru. Sekolah baru. Kota baru. Ini adalah hari pertama aku masuk SMA sekaligus menjadi minggu pertama di kota ini. minggu lalu aku dan ibu baru pindahan rumah. Dan ini sudah yang ke-3 kalinya aku pindah rumah dan kota. Ibuku adalah seorang single parent, setelah bercerai dengan ayah karena KDRT setahun yang lalu. Ayahku seorang pemabuk dan krimanal, aku tidak tau kenapa ibu mimilih dia sebagai teman hidupnya. Aku kasian pada ibu. Sendirian mengurus aku dan adikku tanpa merasa lelah. Ibu bekerja sebagai buruh pabrik. Di kota sebelumnya dia harus putus kontrak kerja karena sering izin mengurus adikku yang sering sakit. Dan sekarang dia mendapatkan pekerjaan baru di salah satu pabrik di kota ini. mudah-mudahan dia bisa menjadi pegawai tetap di sana dan kita tidak harus pindah rumah lagi. Sebenarnya aku malas jika terus beradaptasi dengan lingkungan baru dan teman baru. Dan karena itu juga aku jadi tidak punya sahabat. Kemudian sekarang aku berniat untuk mencari pekerjaan sambilan untuk membantu ibu mencari uang. Selesai upacara kami pun segera masuk ke kelas masing-masing. Dan saat masuk kelas sudah ada Rainita di sana. “Hai, Almira. Sini!” panggil Rainita. Rainita adalah teman sebangku ku yang baru aku kenal sebelum upacara tadi pagi. Kami duduk dibarisan paling depan agar mudah menangkap pelajaran. Di sela-sela waktu sebelum pelajaran mulai karena guru belum datang kami banyak ngobrol. Aku bersyukur bisa satu bangku denganya. Nita orangnya sangat supel dan mudah bergaul jadi aku bisa cepat dekat denganya. “Nit, kamu ada info cari pekerjaan sambilan nggak?” tiba-tiba saja topik itu hinggap di sela obrolan kami yang ngalor ngidul itu. “Hmmm, kalau mau Nita punya paman yang punya tempat makan gitu, kamu bisa jadi pencuci piring atau pramusaji di sana. Paman biasanya buka restoran di sore hari sampai malam jadi kamu bisa selesai sekolah langsung kerja di sana cuma pasti bakal capek banget Mira.” Jawab Nita “Kalau mau nanti Nita antar ke sana pulang sekolah ya.” lanjutnya Pucuk dicinta ulam pun tiba, seperti mendapat durian runtuh aku mendapat kabar itu. Langsung saja aku ambil kesempatan itu. “Terima kasih Nit, kau baik banget padahal kita baru kenal” “Nyantai saja Mir, kita saling bantu saja.” Jawabnya sambil tersenyum. Guru pun sudah datang dan pelajaran segera di mulai. Aku sudah tidak sabar ingin segera menemui paman Nita dan bisa bekerja di sana. *** Dengan bantuan Nita akhirnya aku bisa bekerja di restoran pamannya yang berada di pusat kota. Memang restoranya setiap hari selalu ramai. Hari-hari sebagai pegawai restosan aku jalani sekarang. Awalnya ibu tidak setuju aku bekerja sambilan lebih baik fokus sekolah tapi aku memaksa agar bisa membantu ibu mencari uang. Awalnya aku memang kewalahan mengatur jadwal sekolah dan kerja tapi lama-lama aku mulai terbiasa dan kini aku sangat menikmatinya. Dan tak terasa 6 bulan aku jalani sekolah dan bekerja. Uang hasil bekerja aku tabung dan sebagian aku berikan dan ibu. Hingga suatu hari kondisi kesehatan ibu mulai menurun. Ia jadi jarang masuk kerja dan akhirnya kena PHK lagi dari perusahaannya. Kini akulah jadi tulang punggung keluarga. Ibu memang sudah tua dan kondisinya tidak lagi kuat seperti dulu untuk bekerja di pabrik. Dan akhirnya dengan tabungan hasil bekerjaku selama 6 bulan ini aku jadikan modal ibu untuk berjualan di depan rumah. Warung kecil-kecilan, lumayan untuk uang makan sehari-hari. *** Setahun kemudian keadaan ibu semakin memburuk, bolak-balik ibu masuk rumah sakit. Ibu terkena radang usus. Selama ini ibu jarang memperhatikan kondisi kesehatanya. Yang ia pikirkan hanya bagaimana membesarkan anak-anaknya menjadi anak yang sukses sampai ia tidak memperhatikan pola makanya sendiri hingga harus terkena radang usus. Aku dan adikku bekerja sama dalam mengurus ibu. Jika malam aku bekerja ibu di urus adik sambil menjaga warung. Dan akhirnya beberapa bulan kemudian ibu harus meninggal. Langit bagaikan runtuh mendengar kabar tersebut saat aku masih bekerja. Dalam telephone terdengar Rani dengan suara terisak mengabarkan bahwa ibu meninggal dunia. Aku pun meminta izin pada atasanku di restoran untuk pulang karena ibu meninggal. Dadaku bergedup kencang. Air mata pun meleleh tanpa bisa di tahan. Ibu. Apa yang harus aku lakukan tanpa ibu?. Air mata terus berderai mengiringi kepergian ibu. Aku dan adiku saling menguatkan diri menghadapi ini semua. Dan bertekad untuk menjadi anak yang bisa dibanggakan. *** Hari ini adalah hari kelulusan sekolah dan aku menjadi lulusan yang terbaik di sekolah. Sepeninggal ibu aku berniat untuk menjadi anak yang bisa membanggakan orang tua walaupun ibu sudah tiada dan aku persembahkan lulusan terbaik ini untuk ibu. Siang malam aku bekerja keras untuk bisa mendapatkan hasil ini. siang aku sekolah dan malam aku masih bekerja. Di sela-sela saat sepi pengunjung di restoran aku belajar agar bisa mendapatkan nilai terbaik di sekolah. Air mata kembali meleleh saat mengingat ibu. Andai ibu masih ada, aku ingin melihat senyum ibu karena anaknya kini sudah lulus dengan nilai terbaik dan aku pun mendapatkan beasiswa untuk kuliah di universitas terbaik di kota ini. Setelah kuliah mungkin aku tidak dapat bekerja lagi di restoran karena jadwal kuliah yang bisa sampai sore tapi penghasilan dari warung yang di kelola oleh adikku sudah lebih dari cukup untuk kehidupan sehari-hari belum lagi aku masih ada tabungan dari bekerja selama 3 tahun kemarin. Keterpurukan membuat kami kuat dan bisa menghadapi segala masalah. Aku beruntung punya ibu yang kuat yang mengajarkan kami arti kesabaran dan bisa bertahan hidup dalam kesulitan. Dan adikku pun sekarang tumbuh menjadi anak laki-laki yang kuat. Jika dulu dia sering sakit-sakitan tapi kini tubuhnya di tempa menjadi anak yang tangguh. Warung yang dulu kecil sekarang kami menyewa tempat yang lebih besar untuk di jadikan warung grosir sekaligus rumah untuk kami tinggali dan kami juga mempekerjakan seorang karyawan untuk mengurus warung itu. Karena adikku siang masih harus sekolah dan sorenya baru dia bisa mengelola warung. Kini adikku sudah kelas 2 SMA tapi dia sudah belajar cara berbisnis dan rencana setelah lulus SMA dia akan mengambil kuliah jurusan bisnis untuk memantapkan lagi usahanya Sedangkan aku selesai kuliah berencana ingin menjadi guru sambil mencari beasiswa juga untuk ngambil kuliah S2 dan menjadi dosen. Aku ingin bisa bermanfaat untuk anak-anak generasi selanjutnya dan bisa menghasilkan generasi-generasi yang tangguh nantinya. THE END Baca juga ANAK MENJADI JALAN HIJRAH Sebuah kisah nyata Ini adalah pengalaman seorang ibu yang memilik 2 anak. Pernah tidak ibu-ibu …
Berikutrekomendasi film tentang perjuangan dalam meraih mimpi. 1. Laskar Pelangi 2. Menjadi sekuel dari filmnya yang pertama, film Laskar Pelangi 2 menceritakan tentang perjuangan dua orang laki-laki bernama Ikal (Lukman Sardi) dan Arai (Abimana Aryasatya) saat meneruskan kuliah di Prancis. Mencari ilmu di negeri orang memang tidaklah mudah
0% found this document useful 0 votes138 views4 pagesOriginal Titlecerpen Perjuangan Meraih MimpiCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes138 views4 pagesCerpen Perjuangan Meraih MimpiOriginal Titlecerpen Perjuangan Meraih MimpiJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Kitaberdua turun, kamu merebahkan sepedamu di atas rumput. Di dalam mimpi itu kita berdua lantas hanya berdiri menatap hamparan lukisan yang ada di depan kita. Lukisan sungai, lukisan sawah, lukisan siluet gunung yang nampak di kejauhan. Aku ingat kamu begitu fokus, sementara aku diam-diam melirik kesamping, berusaha melihatmu.
Ilustrasi Puisi Meraih Mimpi. Sumber Pexels Karyme FrancaPuisi meraih mimpi tentu dapat memberikan cerita semangat dan pantang menyerah. Biasanya, puisi jenis ini ditulis bukan hanya untuk diri sendiri melainkan juga orang lain. Banyak sastrawan Indonesia yang menulis bait dari puisi bertema mimpi, misalnya Chairil Anwar, Rivai Apin, dan Asrul Sani. Jadi, tak heran jika banyak ditemukan puisi bertemakan mimpi dari buku-buku sastrawan ternama Puisi Meraih Mimpi yang Menggugah Semangat Ilustrasi Puisi Meraih Mimpi. Sumber Pexels Josh HildPuisi adalah sebuah karya sastra yang berisi pikiran dan kata hati dari penulis. Puisi biasanya menceritakan makna, memotivasi, dan mengkritik sesuatu. Contoh puisi yang memotivasi adalah puisi meraih mimpi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, puisi adalah sastra yang terikat dengan mantra, irama, dan bait atau rima. Puisi meraih mimpi lekat dengan renungan, dan pernyataan bahwa perjuangan harus selalu dilakukan meski dalam banyaknya rintangan di kehidupan. 1. KEJAR Aku mungkin seseorang yang lemah dan terduduk lesu di depan meja belajar Mataku nanar menatap bayangan buku dengan penuhnya coretan tinta Bolehkah ku katakan bahwa aku sedang lelah? Lelah dengan banyaknya kasus dalam diri yang tidak bisa kusadari Namun sekali terlintas wajah bahagia mereka, aku berpikir untuk tidak bisa seperti ini Aku harus kembali bangkit dalam kesusahan pikiran ini Ada banyak harapan yang harus terpenuhi, banggakan mereka dan kejar mimpimu Itulah yang terlintas di pikiranku saat ini. 2. Diri Sendiri Berapa banyak harapan yang saat ini ada dipundakku?Berapa banyak orang yang harus tersenyum dengan prestasiku?Dan, berapa banyak pula kegagalan yang harus ku hadapi? Sampai kapan akan begini ? Itulah pertanyaanku Tidak ada yang menjawab, karena hal ini memang hanya bisa kutemukan sendiri Pikiranku nanar, namun ada bisikan yang menyapa Semangat dan jangan menyerah, itulah katanya Lantas aku harus bagaimana? Ku telusuri bisikan itu Kemudian aku sadar, bahwa yang bisa mengubah putus asaku, adalah diriku sendiri 3. Merajut Asa Kembali Hari ini, ku rajut kembali asa yang sempat terbengkalai Ku yakinkan pada diri sendiri, bahwa matahari pasti akan menyapa di tengah langit yang mendung Matahari akan muncul kembali setelah hujan Tidak salah bila mimpi ini masih ke genggam, karena aku yakin Apa yang ku inginkan akan terwujud dengan sempurna pada waktu yang tepat 4. Tak Akan Menyerah Terlepas dari banyaknya masalah yang menghampiri dan membuatku jatuh Aku yakin ada keajaiban dan takdir yang bisa di ubah Aku tak takut, karena nenek moyangku adalah si otot kawat tulang besi Masalah apapun, dapat ku hadapi dan tidak akan menggentarkan mimpi ku Bumi selalu berputar dalam porosnya, yang ku butuhkan hanya keyakinan dan semangat Aku tak akan menyerah, dalam menggapai mimpi selama sanggup dan masih bernafas. Itulah kumpulan puisi meraih mimpi yang bisa dijadikan bahan renungan dan refleksi diri. Mimpi mungkin memang bukan sesuatu yang diraih dengan instan dan perlu perjuangan. Namun setiap orang pasti bisa meraih mimpinya jika yakin dengan kemampuan diri sendiri. AIN
Jadicerpen perjuangan anak untuk ibu ini bukanlah kisah anak durhaka yang menderita kehidupannya tetapi cerita menyentuh hati dan mengharukan tentang perjuangan hidup meraih mimpi untuk ibu bisa memiliki rumah. Dikisah dalam cerpen sedih mengharukan ini, sebuah keluarga yang tidak memiliki tempat tinggal selalu diusir karena tidak bisa bayar
Inilah cerpen tentang perjuangan meraih mimpi Sindi gadis cantik dan cerdas ia terlahir dari. Cerpen Inspiratif Cerpen Pendidikan. Diluar sudah gaduh terdengar suara. Lihat juga soal cerpen dan cerpen tentang perjuangan meraih mimpi Agar di setiap bangun tidur aku terus bersemangat untuk meraih mimpi-mimpi tersebut. CERPEN Meraih Mimpi Padahal masih sangat pagi dan udara terasa dingin seakan tak ijinkan aku untuk membuka selimut yang menutupi tubuh kurus ini. Berbagai quote yang ku dapat aku salin lalu temple di papan mimpi. Cerpen Motivasi Cerpen Perjuangan. Mimpi Sebagai Motivasi Meraih Cita Cita Kabar Madura Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Cerpen Meraih Mimpi Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Novel Kkpk Langkah Meraih Mimpi Kecil Kecil Punya Karya Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Jangan Menyerah Dalam Meraih Mimpi Dan Jangan Bermimpi Untuk Menyerah Halaman 1 Kompasiana Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Buku Jerman Jejak Perjuangan Meraih Impian Penerbit Deepublish Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Novel Kkpk Langkah Meraih Mimpi Kecil Kecil Punya Karya Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Perjuangan Meraih Mimpi Mencerdaskan Anak Bangsa Kumpulan Resensi Buku Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi 7 Kalimat Motivasi Untuk Kamu Yang Mulai Putus Asa Mengejar Mimpi Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Meraih Mimpi Bagian 1 Wattpad Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi 8 Drama Ini Mengisahkan Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Inspiratif Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Contoh Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Cita Cita Bangmaul Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Perjuangan Meraih Mimpi Motivational Video Cerpen Tentang Perjuangan Meraih Mimpi Demikianlah Rincian cerpen tentang perjuangan meraih mimpi, Contoh cerpen tentang perjuangan meraih mimpi cita cita bangmaul novi karlina perjuangan meraih mimpi novel kkpk langkah meraih mimpi kecil kecil punya karya meraih mimpi bagian 1 wattpad mimpi sebagai motivasi meraih cita cita kabar madura novel kkpk langkah meraih mimpi kecil kecil punya karya jangan menyerah dalam meraih mimpi dan jangan bermimpi untuk menyerah halaman 1 kompasiana perjuangan meraih mimpi motivational video , semoga membantu.
Rzeu.
  • wy9p8cvylg.pages.dev/169
  • wy9p8cvylg.pages.dev/85
  • wy9p8cvylg.pages.dev/34
  • wy9p8cvylg.pages.dev/34
  • wy9p8cvylg.pages.dev/388
  • wy9p8cvylg.pages.dev/4
  • wy9p8cvylg.pages.dev/382
  • wy9p8cvylg.pages.dev/367
  • wy9p8cvylg.pages.dev/41
  • cerpen tentang perjuangan meraih mimpi